“Entah apa yang aku rasa
sekarang. Aku tercengang saat bertemu dengannya. Entah apa yang membuatku selalu
memperhatikannya, padahal ia selalu diam di mata orang banyak. Entah siapa dia
dan bagaimana latar belakangnya, yang jelas aku ingin selalu bersamanya. Bagiku
dia tantangan. Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau, tapi sepertinya gadis
yang satu ini begitu misterius untuk ku tebak. Sering aku melihat para lelaki
menganggunya, tapi dia begitu acuh dengan orang-orang di sekitarnya. Tapi aku
harus bisa...” belum selesai Adit melamunkan gadis itu, tiba-tiba...
“Wooii!!” sapa
Ayu, sahabat karib Adit.
“Kenapa loe?
Nglamun siang bolong gini?” sambung Ayu.
“Agh lo ganggu
gue aja! Tapi ngomong-ngomong gadis yang duduk di kursi roda itu siapa, yu?”
“Oh itu, namanya
Natasya, anak pemilik kampus ini. Kakinya lumpuh total” jelas Ayu.
“Oh yah? Kasihan
sekali dia, tapi ngapain dia disini? Sendirian pula?”
“Aduh Adit! Hari
gini siapa sih yang mau temenan sama orang cacat kayak dia?”
“Memangnya
kenapa dia bisa cacat?” tanya Adit penasaran.
“Beberapa tahun
yang lalu orang tuanya bercerai dan Natasya tinggal bersama ibunya. Entah apa
yang ada dipikiran ayah itu, ia menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh mantan
istrinya itu. Tapi ternyata pembunuh bayaran itu mencelakainya dengan
merusakkan mesin mobil ibu Natasya yang sedang melaju bersama Natasya. Ibunya
meninggl karena kecelakaan itu dan Natasya lumpuh sampai sekarang” kata Ayu.
***
“Aku benar-benar tidak menyangka hal itu bisa terjadi pada Natasya.
Orang tuanya bercerai, lalu ibunya meninggal karena ulah ayahnya.” Lamun Adit.
Namun serentak
Adit melihat Natasya yang tersenyum lebar saat dia melihatnya bersama badut.
“hah, badut?!?” sentak Adit. Dibenaknya berputar-putar, seorang gadis yang selama
ini dikenalnya tak pernah merekahkan bibirnya, sekarang tersenyum benar-benar
bahagia? Benar-benar tidak disangka! Mungkinkah dia begitu menyukai badut? Ide
cemerlang langsung tumbuh dibenak Adit. Mungkin inilah kesempatannya untuk
mendekati Natasya.
“Aku bisa
mengenakan pakaian badut dan Natasya pasti tersenyum bahagia karenaku. Hahaha!” pikirnya.
***
“Tok..tok..tok..” suara ketukan pintu rumah Natasya
berbunyi.
“Mau cari siapa
mas?” tanya pembantu rumah Natasya.
“Natasyanya ada
mbak?”
“Ada di taman
belakang. Mas ini siapa yah? Apa sudah ada janji dengan mbak Natasya?”
“Saya Adit.
Teman satu kampusnya. Mmm,saya sengaja kesini tanpa membuat janji dan
berpakaian badut seperti ini, saya ingin memberikan sureprize buat dia”
“Oh begitu, mari
saya antarkan ke taman belakang” ajak si pembantu itu.
“Hai Natasya!” sapa
Adit.
Natasya langsung
memalingkan pandangannya dan tersenyum lebar.
“Hah? Dia
tersenyum padaku? Cantik sekali dia! Lebih cantik dari yang aku bayangkan
selama ini!” gumam Adit.
“Hai. Siapa namamu?
Kamu lucu sekali!”
“Aku..
aku..chepi! ya my name is chepi” jawab Adit ragu.
“Waw! Nama yang
lucu. Selucu wajahmu” canda Natasya.
“Tapi kamu suruhan siapa
datang menemuiku dan berpakaian ala badut seperti ini? Aku tidak butuh belas
kasihanmu jika kamu kemari hanya untuk menertawaiku seperti yang lainnya.” sambung Natasya.
“Aku.. aku hanya
ingin menghiburmu. Tidak ada salahnya kan? Aku sudah lama memperhatikanmu, jadi
tidak ada salahnya jika aku sedikit menghiburmu” tutur Adit sambil memberikan
bunga mawar yang sempat dibelinya.
“Terimakasih
atas perhatianmu” jawab Natasya singkat.
“Aku punya
pertanyaan untukmu. Kenapa badut hidungnya bundar?”
“Soalnya kalo
hidungnya panjang namanya gajah!” jawab Natasya dengan cepat.
“Salah! Soalnya
kalo hidungnya panjang namanya pinokio!” canda Adit yang super garing.
“Hahaha! Bisa
aja kamu” tawa Natasya yang tiada habis-habisnya.
“Hah dia
tertawa? Benarkah dia tertawa karena aku? Aku pikir becandaku tadi benar-benar
garing,tapi dia benar-benar tertawa. Sungguh aneh dia ini!” lamun Adit heran.
***
Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu. Seolah kata-kata
Adit tak pernah habis untuk Natasya. Namun tidak lama kemudian pembantunya
menyuruh Natasya untuk istirahat di kamarnya.
“Besok datang
lagi ya!” kata Natasya.
Adit hanya
tersenyum padanya.
Kemudian Natasya
pergi ke kamarnya bersama pembantunya, dan tiba-tiba ayah Natasya menghampiri
Adit.
“What! Orang ini
menghampiriku? Mau apa dia? Apa aku akan dipenggal karena mengganggu anaknya
seharian ini? Atau aku akan di masukkan penjara karena dituduh ingin menculik
anaknya?” lamun Adit.
“Hei, siapa
namamu? Dari tadi om lihat kau bersama putriku?” tanya ayah Natasya.
“Saya, saya
Adit. Teman satu kampus dengan Nastasya” jawab Adit ketakutan.
“Kamu tidak
perlu takut. Om hanya ingin berbagi sedikit pengalaman om kepadamu”
“Pengalaman?
Pengalaman apa om?” tanya Adit penasaran.
“Sejujurnya, om
tidak pernah melihat putri om sebahagia hari ini. Semenjak kecelakaan itu, ibunya
meninggal, dan kaki Natasya lumpuh total. Om benar-benar menyesal dengan
perbuatan om dan om ingin mengembalikan kebahagiaannya seperti semula. Om mohon
nak, bantulah om mengembalikan Natasya yang dulu. Karena om yakin kamu bisa!” ucap
ayah Natasya.
“Tapi om, saya
belum pernah melakukan hal yang semacam ini.”
“Om yakin kamu
pasti bisa. Om bisa lihat dari cara memandangmu terhadap putri om, itu
benar-benar berbeda” jelas ayah Natasya.
Adit hanya
mengangguk ragu.
***
Dengan keyakinan dan kesabaran yang Adit milikki, tiga
tahunpun berlalu demi mengobati Natasya. Berbagai pengobatan dijalani Natasya
demi kesembuhannya. Dengan semangat yang diberikan Adit padanya, akhirnya
Natasyapun sembuh dan ceria kembali seperti semula.
“Satu hal yang ingin aku utarakan pada siapapun yang
ingin mendengarkanku, jika kamu mencintai seseorang, maka cintailah kekurangan
yang ada pada dirinya. Dengan kesabaran dan keyakinanmu, aku yakin kau pasti
bisa melewati jalan-jalan terjalmu. Jangan pernah meyerah jika kau menganggap
kau masih kuat untuk memperthankannya. Namun jika kau tidak bisa mencintai
kekurangannya, itu hanya perasaan nafsu belakamu yang ingin memilikinya” ucap
Adit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar