kamus

Jumat, 29 Juni 2012

gadisku



“Entah apa yang aku rasa sekarang. Aku tercengang saat bertemu dengannya. Entah apa yang membuatku selalu memperhatikannya, padahal ia selalu diam di mata orang banyak. Entah siapa dia dan bagaimana latar belakangnya, yang jelas aku ingin selalu bersamanya. Bagiku dia tantangan. Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau, tapi sepertinya gadis yang satu ini begitu misterius untuk ku tebak. Sering aku melihat para lelaki menganggunya, tapi dia begitu acuh dengan orang-orang di sekitarnya. Tapi aku harus bisa...” belum selesai Adit melamunkan gadis itu, tiba-tiba...
“Wooii!!” sapa Ayu, sahabat karib Adit.
“Kenapa loe? Nglamun siang bolong gini?” sambung Ayu.
“Agh lo ganggu gue aja! Tapi ngomong-ngomong gadis yang duduk di kursi roda itu siapa, yu?”
“Oh itu, namanya Natasya, anak pemilik kampus ini. Kakinya lumpuh total” jelas Ayu.
“Oh yah? Kasihan sekali dia, tapi ngapain dia disini? Sendirian pula?”
“Aduh Adit! Hari gini siapa sih yang mau temenan sama orang cacat kayak dia?”
“Memangnya kenapa dia bisa cacat?” tanya Adit penasaran.
“Beberapa tahun yang lalu orang tuanya bercerai dan Natasya tinggal bersama ibunya. Entah apa yang ada dipikiran ayah itu, ia menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh mantan istrinya itu. Tapi ternyata pembunuh bayaran itu mencelakainya dengan merusakkan mesin mobil ibu Natasya yang sedang melaju bersama Natasya. Ibunya meninggl karena kecelakaan itu dan Natasya lumpuh sampai sekarang” kata Ayu.
***
          “Aku benar-benar tidak menyangka hal itu bisa terjadi pada Natasya. Orang tuanya bercerai, lalu ibunya meninggal karena ulah ayahnya.” Lamun Adit.
Namun serentak Adit melihat Natasya yang tersenyum lebar saat dia melihatnya bersama badut. “hah, badut?!?” sentak Adit. Dibenaknya berputar-putar, seorang gadis yang selama ini dikenalnya tak pernah merekahkan bibirnya, sekarang tersenyum benar-benar bahagia? Benar-benar tidak disangka! Mungkinkah dia begitu menyukai badut? Ide cemerlang langsung tumbuh dibenak Adit. Mungkin inilah kesempatannya untuk mendekati Natasya.
“Aku bisa mengenakan pakaian badut dan Natasya pasti tersenyum bahagia karenaku. Hahaha!” pikirnya.
***
          “Tok..tok..tok..” suara ketukan pintu rumah Natasya berbunyi.
“Mau cari siapa mas?” tanya pembantu rumah Natasya.
“Natasyanya ada mbak?”
“Ada di taman belakang. Mas ini siapa yah? Apa sudah ada janji dengan mbak Natasya?”
“Saya Adit. Teman satu kampusnya. Mmm,saya sengaja kesini tanpa membuat janji dan berpakaian badut seperti ini, saya ingin memberikan sureprize buat dia”
“Oh begitu, mari saya antarkan ke taman belakang” ajak si pembantu itu.
“Hai Natasya!” sapa Adit.
Natasya langsung memalingkan pandangannya dan tersenyum lebar.
“Hah? Dia tersenyum padaku? Cantik sekali dia! Lebih cantik dari yang aku bayangkan selama ini!” gumam Adit.
“Hai. Siapa namamu? Kamu lucu sekali!”
“Aku.. aku..chepi! ya my name is chepi” jawab Adit ragu.
“Waw! Nama yang lucu. Selucu wajahmu” canda Natasya.
“Tapi kamu suruhan siapa datang menemuiku dan berpakaian ala badut seperti ini? Aku tidak butuh belas kasihanmu jika kamu kemari hanya untuk menertawaiku seperti yang lainnya.” sambung Natasya.
“Aku.. aku hanya ingin menghiburmu. Tidak ada salahnya kan? Aku sudah lama memperhatikanmu, jadi tidak ada salahnya jika aku sedikit menghiburmu” tutur Adit sambil memberikan bunga mawar yang sempat dibelinya.
“Terimakasih atas perhatianmu” jawab Natasya singkat.
“Aku punya pertanyaan untukmu. Kenapa badut hidungnya bundar?”
“Soalnya kalo hidungnya panjang namanya gajah!” jawab Natasya dengan cepat.
“Salah! Soalnya kalo hidungnya panjang namanya pinokio!” canda Adit yang super garing.
“Hahaha! Bisa aja kamu” tawa Natasya yang tiada habis-habisnya.
“Hah dia tertawa? Benarkah dia tertawa karena aku? Aku pikir becandaku tadi benar-benar garing,tapi dia benar-benar tertawa. Sungguh aneh dia ini!” lamun Adit heran.
***
          Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu. Seolah kata-kata Adit tak pernah habis untuk Natasya. Namun tidak lama kemudian pembantunya menyuruh Natasya untuk istirahat di kamarnya.
“Besok datang lagi ya!” kata Natasya.
Adit hanya tersenyum padanya.
Kemudian Natasya pergi ke kamarnya bersama pembantunya, dan tiba-tiba ayah Natasya menghampiri Adit.
“What! Orang ini menghampiriku? Mau apa dia? Apa aku akan dipenggal karena mengganggu anaknya seharian ini? Atau aku akan di masukkan penjara karena dituduh ingin menculik anaknya?” lamun Adit.
“Hei, siapa namamu? Dari tadi om lihat kau bersama putriku?” tanya ayah Natasya.
“Saya, saya Adit. Teman satu kampus dengan Nastasya” jawab Adit ketakutan.
“Kamu tidak perlu takut. Om hanya ingin berbagi sedikit pengalaman om kepadamu”
“Pengalaman? Pengalaman apa om?” tanya Adit penasaran.
“Sejujurnya, om tidak pernah melihat putri om sebahagia hari ini. Semenjak kecelakaan itu, ibunya meninggal, dan kaki Natasya lumpuh total. Om benar-benar menyesal dengan perbuatan om dan om ingin mengembalikan kebahagiaannya seperti semula. Om mohon nak, bantulah om mengembalikan Natasya yang dulu. Karena om yakin kamu bisa!” ucap ayah Natasya.
“Tapi om, saya belum pernah melakukan hal yang semacam ini.”
“Om yakin kamu pasti bisa. Om bisa lihat dari cara memandangmu terhadap putri om, itu benar-benar berbeda” jelas ayah Natasya.
Adit hanya mengangguk ragu.
***
          Dengan keyakinan dan kesabaran yang Adit milikki, tiga tahunpun berlalu demi mengobati Natasya. Berbagai pengobatan dijalani Natasya demi kesembuhannya. Dengan semangat yang diberikan Adit padanya, akhirnya Natasyapun sembuh dan ceria kembali seperti semula.
“Satu hal yang ingin aku utarakan pada siapapun yang ingin mendengarkanku, jika kamu mencintai seseorang, maka cintailah kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan kesabaran dan keyakinanmu, aku yakin kau pasti bisa melewati jalan-jalan terjalmu. Jangan pernah meyerah jika kau menganggap kau masih kuat untuk memperthankannya. Namun jika kau tidak bisa mencintai kekurangannya, itu hanya perasaan nafsu belakamu yang ingin memilikinya” ucap Adit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar